Rupa Setara : Aktualisasi diri dalam menolak steriotipe sosial

Estimasi Waktu Baca: 3 menit

Dalam nafas perjuangan yang tak pernah padam, Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah AR Fachruddin Kota Yogyakarta menyelenggarakan sebuah peristiwa budaya bertajuk “Rupa Setara” yang dilaksanakan di Ruang Literasi Kaliurang pada tanggal 27 April 2025. Kegiatan ini diselenggarakan sebagai momentum reflektif sekaligus perayaan atas empat hari besar: International Women’s Day, Hari Puisi Nasional, Hari Kartini, dan Hari Buku Nasional sehingga menjadikan sebuah persilangan antara kesadaran gender, seni, dan literasi.

“Rupa Setara” digagas oleh Bidang IMMawati PC IMM AR Fachruddin sebagai upaya mewujudkan ruang aman dan nyaman bagi setiap kader. Sebuah ruang di mana ekspresi dihargai, suara didengar, dan keberanian untuk menjadi diri sendiri dipelihara. Melalui karya dan refleksi, acara ini juga menjadi bentuk perlawanan kultural terhadap realitas sosial yang masih membelenggu perempuan dan mengingkari prinsip kesetaraan.

Kegiatan sore diiringi dengan cek kesehatan dan konseling psikologi. Ini bukan hanya pelayanan fisik semata, melainkan perwujudan bahwa keberanian untuk mencipta berangkat dari tubuh yang sehat dan jiwa yang merdeka. Dalam dunia yang kerap mengabaikan kesehatan mental, langkah ini menjadi deklarasi bahwa penghormatan terhadap manusia dimulai dari merawat keseimbangan dirinya sendiri.

Selanjutnya, suasana keakraban terjalin di bazar jajanan ringan yang menyajikan kearifan rasa. Sebuah pasar kecil ini bukan sekadar arena transaksi, melainkan ruang bertemunya solidaritas dan rasa kebersamaan. Di waktu yang sama, workshop pembatas buku mengajak para kader untuk mempelajari artefak sederhana yang penuh makna. Setiap pembatas buku menjadi metafora perjalanan intelektual, menandai bahwa membaca adalah perjuangan melawan lupa, dan menulis adalah bentuk melawan kejumudan zaman.

Sore berlanjut dengan penampilan bakat dari setiap komisariat. Musik, puisi, dan berbagai bentuk ekspresi dipentaskan dalam keberagaman. Di atas panggung itu, setiap kader berani tampil sebagai dirinya sendiri, sebuah perayaan kecil namun berarti atas keberanian untuk mengakui eksistensi dan kreativitas tanpa batasan gender.

Malam hari dimeriahkan dengan Launchingnya Megazine Special Penampilan Seni, sebuah antologi karya tulis dan karya rupa dari kader 13 komisariat. Megazine ini bukan hanya sekumpulan teks dan gambar; ia adalah pergulatan, ekspresi, dan perlawanan terhadap sistem sosial yang kerap kali bias gender.

Dalam sambutannya, Ketua Umum PC IMM AR Fachruddin IMMawan Bramastha Alfanda Subroto menyampaikan dengan lantang:

“Gejolak rasa akan terus ada, gelora perjuangan Immawan dan Immawati akan selalu sedia! Kita semakin yakin pentingnya ruang aman bagi setiap insan di seluruh aspek kehidupan. Fenomena amoral yang kerap terjadi, diskriminasi atas gender, dan pelanggaran terhadap norma sosial menjadi cambuk bagi kita untuk bergerak. ‘Rupa Setara’ adalah seruan bahwa kesetaraan bukan slogan kosong, melainkan gerakan nyata yang tercermin dalam karya-karya kader.”

Beliau menegaskan bahwa melalui karya seni ini, IMM berikhtiar membangun peradaban yang adil:

“Seni harus menjadi ruang keadilan, di mana setiap manusia, tanpa memandang gender, memiliki hak yang sama untuk mengekspresikan dirinya.”

Sambutan itu menjadi semacam manifesto baru: bahwa perjuangan kesetaraan di IMM adalah kerja kolektif, kerja kreatif, dan kerja yang tidak pernah berhenti.

“Rupa Setara” bukan sekadar perayaan. Ia adalah sebuah bentuk ikhtiar mewujudkan dunia yang lebih adil, melalui suara-suara kecil yang bersatu menjadi gema besar. Melalui karya, para kader IMM AR Fachruddin menegaskan bahwa kesetaraan bukan diberikan, tetapi diperjuangkan; bahwa ruang aman bukan diminta, tetapi dibangun bersama. Di tengah pergulatan sosial yang masih berat sebelah, kader IMM memilih jalannya: jalan kesadaran, jalan keberanian, jalan seni.

“Rupa Setara” menjadi bukti bahwa di tengah gemuruh ketidakadilan, selalu ada tangan-tangan muda yang menulis, melukis, dan berteriak untuk perubahan. Dalam setiap coretan pena dan setiap sapuan kuas, kader IMM membuktikan bahwa seni bukan sekadar keindahan; ia adalah perlawanan, ia adalah doa, dan ia adalah janji untuk dunia yang lebih manusiawi.

Billahi fii sabilil haq, Fastabiqhul Khoirot.

Penulis

Fikri Ahkam
Fikri Ahkam
Articles: 1

Newsletter Updates

Enter your email address below and subscribe to our newsletter

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Home
Toko
Events
Donasi
Cari
Info
Berita
Qur'an
Instal