Bulan: Oktober 2016

Untitled

Untitled

Lelaki shalih tidak akan mengajakmu ke jalan yang tidak di ridhoiyya
Ia akan sibuk memantaskan dirinya
Belajar menguatkan aqidahnya
Karena ia tahu kelak akan menjadi tumpuan di keluarganya
Belajar tentang syariat milikNya
Karena kelak ia akan menjadi pemimpin dan tempat bertanya
Lantang suaranya dalam berdakwah di jalanNya
Namun kian lembut hatinya
Santun dalam menasihati sesama
Tenang kala masalah sedang melanda
Segera mencari jalan keluarnya
Bertanggung jawab atas dirinya dan yang dipimpinnya
Diam dan berbicara pada tempatnya
Tidak mudah marah!
Tetapi mudah melapangkan pintu maaf terhadap ia yang salah
Berprilaku sebagai kakak untuk adiknya
Juga seperi ayah bagi putrinya
Bertadah tidak dengan menengadah!
Yogyakarta, 18 Oktober 2016
Exactly
Filosofi Sebuah Pohon Kelapa

Filosofi Sebuah Pohon Kelapa

Di panjat tinggi-tinggi, dipetik dengan cara dipotong dahannya dengan parang
Lalu dihempaskan begitu saja ke bumi
Sampai di permukaan tanah, dikupas dengan keras menggunakan parang
Dikupas dikupas dikupas, sampai yang tersisa hanya batoknya
Batoknya, dipukul lagi hingga pecah sampai terlihat isinya
Isinya dipisahkan dari batok dengan mengeluarkannya
Terlepas isi dari batoknya, diparutlah dengan besi tajam
atau dengan mesin bergerigi tajam.

Belum selesai.. Dia direndam, kemudian diperahnya … Sampai menjadi santan!
Siaplah santan dijadikan bahan baku makanan dan menjadi hidangan.
Begitu keras perjuangan kelapa, menjadi sebuah hidangan lezat
Tanpa adanya kelapa, tidaklah akan menjadi hidangan lezat tersebut
Tapi, apakah nama makanan itu ada menyuratkan si kelapa? sayang-nya tidak.
Lalu apakah si kelapa memberontak? tentu tidak.

Begitulah seorang kader kawan, peranan lah yang terpenting
Bukan eksistensi, meskipun esensinya sangat penting bagi keberadaan sesuatu!
Atau mungkin selain jadi hidangan, dia bisa diolah menjadi minyak kelapa
Tapi tak kalah berat perjuangannya untuk itu
Dia harus dipanaskan dengan suhu panas yang luar biasa
Sehingga jadilah ia minyak kelapa.

Minyak kelapa bisa dimanfaatkan untuk memasak aneka ragam makanan mentah.
Jadilah ia pisang goreng, jadilah ia bakwan, jadilah ia perkedel, jadilah sebuah hidangan. Dia dapat memasak apa saja, dan membuat makanan yang memanjakan lidah.
Tapi adakah makanan tadi memberikan pamrih ke kelapa? Tidak kawan!
Apakah kelapanya bersuara lantang? tidak pula!
Tanpa minyak kelapa, adakah makanan itu bisa kita santap? Tidak sekali lagi.

Menjadi mahasiswa itu tidak mudah, harus ada aksi dari teori!
Menjadi kader yang militan itu ternyata tidak mudah!
Tatkala kesabaran, keikhlasan, pengorbanan menjadi jalan tempuh abdi masayarakat!
Tempuh sendiri jalan juangmu!
Semangat Fastabiqul Khairat 🙂

Yogyakarta, 15 Oktober 2016
Sena Putri Safitri