Refleksi dalam Berorganisasi
Oleh : La Ode Umar Alzamani
Manusia sebagai mahluk social tentunya membutuhkan wadah dalam menyalurkan hasrat manusiawi nya dalam berkomunikasi serta berinteraksi. Pemenuhan hasrat tersebut tentunya dapat diperoleh dalam sebuah organisasi. Organisasi merupakan sebuah wadah bagi sekumpulan individu yang memiliki kesamaan tujuan serta kemampuan sesuai dengan kompetensi masing-masing anggotanya dengan berorganisasi tentunya setiap individu dapat belajar serta mengembangkan potensi dari dalam diri baik itu bersifat akademik maupun non akademik.
Saat kita sudah terjun dalam sebuah organisasi semestinya kita akan lebih mengutamakan kepentingan organisasi dibanding kepentingan pribadi, hal tersebut sudah sepantasnya dilakukan oleh masing-masing individu dalam sebuah organisasi. Namun yang menjadi permasalahan adalah masih banyaknya anggota yang belum paham serta tidak memiliki rasa kepemilikan atas sebuah organisasi sehingga tidak jarang banyak anggota dari suatu organisasi yang masih acuh tak acuh, hal tersebut disebabkan kurangnya nilai kekeluargaan terhadap organisasinya tersebut. anggapan bahwa organisasi merupakan rumah kedua setelah keluarga ter patahkan dengan kurangnya rasa kekeluargaan serta minimnya pendekatan kultural pimpinan terhadap anggotanya maupun sebaliknya antara anggota dan pimpinannya.
Saya memandang pendekatan kultural serta kekeluargaan merupakan tombak utama berhasil atau tidaknya sebuah organisasi. Rasa memiliki yang harusnya terbangun tentunya menjadi spirit serta point utama keberlangsungan suatu organisasi. Permasalahan acuh tak atuh para anggota organisasi harus mendapat perhatian mengingat anggota merupakan penggerak utama dalam mencapai tujuan suatu organisasi.
Lalu hal apa yang harus dilakukan baik anggota atau pimpinan yang secara structural bertanggung jawab atas permasalahan acuh tak acuh tersebut? perlu adanya rasa “kebersamaan”, kata yang familiar namun terkadang gagal diimplementasikan dalam sebuah organisasi. Terkadang anggota kelompok belum sadar atau bahkan secara sadar melalaikan arti dan makna dari kebersamaan. Mengapa rasa kebersamaan menjadi penting dalam sebuah organisasi? Rasa kebersamaan memiliki arti sebuah ikatan yang lahir dari rasa kekeluargaan/persaudaraan serta mengikat secara emosional. Kebersamaan memiliki beberapa unsur yang harus diciptakan dan dijaga oleh setiap individu yang tergabung didalaminya.
Pertama, adanya rasa satu hati atau satu misi di dalam sebuah organisasi. Dalam organisasi tentunya terdapat banyak orang yang memiliki pendapat berbeda. Satu kepala satu ide, seribu kepala seribu ide. Namun jika ingin membuat sebuah organisasi yang ideal, maka sudah seharusnya kepentingan bersama menjadi barang yang tidak boleh ditawar siapapun dan apapun posisinya dalam sebuah organisasi. Menggalang persamaan seta meninggalkan perbedaan adalah salah satu langka kongkrit dalam upaya memajukan sebuah organisasi.
Kedua, tidak egois. Sudah tidak bias dipungkiri lagi manusia memiliki sifat egois dalam dirinya. Segala sesuatu yang di anggap tidak memiliki manfaat ataupun nilai tambah buat dirinya, kebanyakan tidak akan melahirkan sebuah partisipasi. Jika sifat ini ada dalam sebuah organisasi tersebut bias dipastikan organisasi hanya berkutat pada sebuah program tanpa adanya bentuk pengimplementasian. Tidak ada yang mempelopori, karena semua menganggap apa yang mereka lakukan tidak ada imbal baliknya. Jika ingin memiliki organisasi yang solid, maka kita mulai untuk belajar menurunkan ego demi kepentingan bersama.
Ketiga, kerendahan hati. Organisasi akan memiliki anggota yang berbeda-beda baik sifat maupun kebiasaannya. Terkadang ada sebagian anggota yang terlibat tidak memiliki keahlian dan pengalaman khusus, modal mereka hanya sekedar kerelaan demi memberikan sumbangsih. Maka selayaknya anggota yang memiliki usia lebih tua, pengalaman lebih matang, keahlian lebih tinggi, kondisi finansial lebih beruntung, untuk menekan rasa sombong dalam diri dan rela bekerja sama (sambil menuntun) dengan anggota lainnya. Kerendahan hati akan menghindarkan kita dari rasa benci, iri hati dan timbulnya kelompok yang terkotak-kotak.
Keempat, yaitu kerelaan berkorban. Setiap individu dalam sebuah organisasi, akan memiliki sumbangsih yang bisa berbeda-beda. Ada yang menyumbangkan dana, pikiran, fasilitas, tenaga atau waktu. Dan masih banyak lagi bentuk sumbangsih seorang individu terhadap organisasinya. Perbedaan sumbangsih jangan sampai membuat gesekan negative yang bisa berdampak pada perpecahan. Jika ingin bekerja bersama-sama, maka siapkan kerelaan untuk mau berkorban. Jika setiap individu dalam sebuah organisasi memahami dan terus belajar untuk memenuhi 4 unsur diatas, maka lambat laun organisasi yang dikembangkan akan menjadi semakin kuat dan solid di kemudian hari. Kesadaran diri, kedewasaan dalam berorganisasi menjadi point penting kemajuan suatu organisasi.