Bulan: Maret 2019

Asal Usul Jenggot Karl Marx

Asal Usul Jenggot Karl Marx

Sejarah berulang, pertama
sebagai sebuah tragedi
dan yang kedua kali sebagai
sebuah peristiwa yang absurd
-Karl Marx.

Edi Yusuf

Karl Marx lahir di Trier, Jerman 5 Mei 1818. Berasal dari keluarga Yahudi kelas menengah, Marx kuliah ilmu hukum di universitas Bonn. Setahun kemudian pindah ke universitas Berlin untuk belajar filsafat. Pada usia 23 tahun ia meraih gelar doktor filsafat. Gagal menjadi dosen, Marx muda kemudian menjadi wartawan dan akhirnya lebih banyak menjadi aktivis politik dan penulis.

Hidup Marx berpindah-pindah. Saat menjadi wartawan di Jerman, dia pindah ke Paris. Di sini dia bertemu perempuan bernama Jenny yang dinikahinya pada 19 Juni 1843. Di Paris  pula dia bertemu dengan Friedrich Engels yang menjadi sahabat karibnya.  Marx, pada tahun 1845, bersama keluarganya pindah ke Brusells.  Marx sempat kembali ke Paris dan kemudia ke Rhineland. Marx  akhirnya  pindah ke London pada tahun  1849. Da tinggal dan berkarya di kota tersebut sampai akhir hayatnya. Dia meninggal pada 14 Maret 1883.

Karl Marx adalah seorang filsuf, ekonom, sosiolog sekaligus aktivis politik. Pemikiran Marx  dipengaruhi oleh Hegel, Feurbach, pemikir-pemikir sosialis Perancis seperti St. Simon, Prudhon dan tokoh revolusioner seperti Blanqui. Selama hidupnya, Marx telah banyak menghasilkan karya, seperti: Economic and Philosophical Manuscript, The German Ideology, The Class Strrunggles in France and the Eighteenth Brumaire of Louis Bonaparte, The Communist Manifesto, Das Capital.

Marx mengartikan sosiologi sebagai ilmu yang mempelajari masyarakat; tingkah laku, perubahan social, konflik dan kelas sosialnya. Karl Marx memunculkan teori-teori dalam sosiologi, yaitu, konflik dan kelas sosial, perubahan sosial, alienasi.

Marx menggunakan metode-metode sejarah dan filsafat untuk membangun suatu teori tentang perubahan yang menunjukkan perkembangan masyarakat menuju suatu keadaan terwujud keadilan sosial. Perubahan sosial bagi Marx berjalan dialektis. Pertentangan, kontradiksi antar kelas akhir mencari kesimbangan. Tahapan sejarah masyarakat bagi Marx adalah sebagai berikut; feodalisme, kapitalisme dan sosialisme/komunisme.

Alienasi bagi Marx terjadi disaat manusia itu sebagai pekerja itu terasing dan dikuasai oleh hasil kerjanya, produksinya. Manusia diasingkan dari produk hasil kerjaannya, terasing dari kegiatan produksi, terasing dari sifat sosialnya, terasing dari rekan-rekannya atau masyarakatnya.

Teori Marx tentang kelas social didasarkan pada pemikiran bahwa sejarah peradaban manusia adalah sejarah pertentangan kelas sosial dalam masyarakat. Marx biasanya mengartikan kelas digunakan untuk menyatakan sekelompok orang yang berada dalam situasi yang sama dalam hubungannya dengan kontrol mereka terhadap alat-alat produksi. Ada dua macam kelas yang dikemukakan Marx ketika menganalisa kapitalisme; kelas borjuis dan kelas proletar.

Marx merupakan tokoh pengkritik system kapitalis paling awal dan paling sengit. Sosiologi humanis dan sosiologi kritis banyak mengambil teori alienasi Karl Marx. Dia menolak kapitalisme karena menyebabkan pengangguran, kosentrasi modal satu golongan, dan bertambahnya kesengsaraan kaum proletar.

Pokok-Pokok Teori dan Pemikiran Karl Marx

Teori Materialisme Historis  

    Marx mengungkapkan bahwa bukanlah ide yang akan menentukan realitas, akan tetapi realitas sosial yang akan menentukan cara bagaimana manusia berfikir. Cara berproduksi manusia yang akan menentukan interaksi dan hubungan sosial di lingkungannya. Cara berproduksi ini menjadi hakikat utama manusia dalam melakukan aktifitasnya sehari-hari. Kerja adalah hakikat manusia yang paling utama, karena kerja merupakan cara manusia mengaktualisasikan diri dan menyalurkan eksistensinya. Kerja menjadi penghubung antara individu dengan individu yang lain untuk saling berinteraksi satu sama lain demi kelangsungan kehidupan sosial kemasyarakatan. Individu merasa ada ketika mereka mengekspresikan kehidupannya yaitu dengan cara bekerja sesuai dengan kehendak mereka. Cara manusia berproduksi menentukan cara berpikir dan hasratnya oleh sebab itu hubungan sosial ataupun ekonomi bergantung pada cara berproduksi setiap individu. Marx berpendapat bahwa insititusi-institusi dan lembaga-lembaga negara  bergantung pada kondisi ekonomi sebagai pendorong utama penciptaan struktur sosial yang begitu luas. Seperti kapitalisme yang menciptakan hasrat terhadap uang dan barang serta penindasan terhadap buruh yang tak mempunyai alat-alat produksi.

Metode Dialektika

   Dialektika adalah sebuah proses dimana elemen antar individu ataupun kelompok saling bersitegang dan berlawanan dalam memaknai sebuah posisi sosial ataupun sudut pandang argumentasi. Dialektika mencakup proses Tesis (pembenaran), Antitesis (sanggahan/penolakan), dan Sintesis (integrasi). Proses dialektika merupakan hukum alam yang pasti akan terjadi ketika individu atau kelompok saling bersitegang dan berkonflik. Karena pada dasarnya konflik merupakan hal yang alami. Karena manusia berbeda satu dengan yang lainnya secara sifat sehingga perbedaan kepentingan merupakan hal yang lumrah, akan tetapi secara kodrati manusia mempunyai hak dan kewajiban yang harus dipenuhi oleh sebab itu dialektika menjadi rumus untuk memecahkan persoalan sosial.

Teori Nilai Lebih

   Kemunculan kapitalisme pada abad ke-19 telah membawa peubahan besar pada masyarakat Eropa terutama pada level produksi massal. Masyarakat proletar yang tidak mempunyai modal dan alat-alat produksi terpaksa harus bekerja sebagai buruh dengan upah yang sangat murah dan dengan kondisi yang begitu menyedihkan. Dengan sistem kerja sampai 14  jam per-hari membuat buruh tersiksa dalam pekerjaannya, dengan upah murah yang diterimanya ia tak cukup mampu untuk memenuhi kebutuhan hidup maupun kebutuhan keluarganya. Kapitalisme merupakan perbudakan zaman modern yang diterima secara luas oleh masyarakat di dunia. Rumus ekonomi klasik adalah C + M= C, maksutnya komoditas yang dimiliki individu merupakan alat tukar utama dalam perekonomian dan uang hanya sebagai barang bukti alat pertukaran. Tetapi dalam kapitalisme rumusnya berubah menjadi M + C = M, artinya uang akan menciptakan komoditas, kemudian komoditas itu kembali menjadi uang yang berlipat-lipat setelah buruh memproduksi barang dari sang kapitalis. Disinilah penghisapan terjadi, buruh disuruh bekerja siang malam untuk menciptakan barang, kemudian barang itu dijual dengan harga yang sangat tinggi, tetapi keuntungan itu dipakai seorang kapitalis untuk mengembangkan industrinya, sementara buruh tetap saja miskin. Buruh menjadi komoditas utama dalam sistem kapitalisme, karena buruh merupakan alat upah yang murah tetapi dapat menghasilkan laba yang berlipat-lipat. Sistem kapitalisme bagi Marx tak ubahnya seperti alat penindasan dan perbudakan baru di zaman modern.

Teori Alienasi / Keterasingan

   Alam produksi kapitalisme selalu menciptakan kesengsaran terhadap buruh. Buruh bekerja siang dan malam mereka selalu diberi target produksi yang cukup tinggi yang diberikan oleh pemilik perusahaan. Buruh teraleniasi atau terasing dari hubungan sosialnya baik dengan teman-teman, keluarga, lingkungan sosial bahkan dengan barang yang telah ia produksi sendiri. Dalam perusahaan besar buruh terspesialisasi dalam beberapa mode produksi yang sangat kompleks, buruh yang satu dengan buruh yang lain harus bersaing keras untuk mendapatkan upah dari pemilik modal. Persaingan diantara mereka membuat hubungan sosial diantara mereka semakin renggang dan individualis. Buruh tak pernah di bolehkan untuk menikmati produk yang mereka hasilkan sendiri, bahkan ia terasing dari produknya karena buruh tak pernah tahu produk apa yang mereka hasilkan. Hal ini merupakan bentuk dari spesialisasi di ruang produksi yang begitu rumit. Setelah pulang kerja buruh menghabiskan waktunya hanya dirumah, mereka tak bisa bersosialisasi dengan para tetangga, mereka tak bisa berkreatifitas di lingkungan karena tenaganya sudah habis digunakan di ruang produksi kapitalis. Kemudian hubungannya dengan keluarga akan semakin renggang karena ia tak punya banyak waktu untuk berbicara maupun berinteraksi dengan keluarga. Buruh pabrik semakin terasing ketika mereka pasrah dengan keadaan kemudian mendekatkan diri kepada institusi agama, Marx mengkritik institusi agama hanya sebagai kepanjangan alat dari sang kapitalis. Karena di dalam institusi agama ini buruh diajarkan untuk pasrah, mereka diberi kedamaian secara semu, bahkan waktu senggang mereka hanya digunakan untuk beribadah tanpa mau berfikir mendalam untuk melawan sistem kapitalis itu sendiri. Institusi Agama menurut Marx sengaja diciptakan oleh orang-orang kapitalis agar sistem kapitalis terus berjalan dan nasib buruh tak pernah berubah, mereka tetap miskin dan sang kapitalis semakin kaya, karena selalu menghisap dan memperbudak para buruh. Bagi marx institusi agama selalu menciptakan kesadaran palsu agar buruh tetap bekerja untuk kapitalis dan kesadaran palsu inilah yang selalu dikritik oleh Marx.

Teori Perjuangan Kelas

  Setelah melihat penderitaan buruh yang menyedihkan, sehingga membuatnya sebagai filsuf merasa sangat ingin membantu buruh untuk keluar dari jurang kesengsaran kapitalis, maka Marx kemudian merumuskan teori perjuangan kelas sebagai basis perlawanan terhadap kapitalis. Marx merumuskan hal-hal yang harus dilakukan oleh buruh untuk melakukan kegiatan perlawanan dan mengorganisir gerakan untuk menjatuhkan sistem kapitalisme. Marx berpendapat bahwa orang yang paling dirugikan dari sistem kapitalisme ini adalah buruh, maka dari itu buruh harus merevolusionerkan dirinya untuk melawan kapitalis. Kesadaran kritis buruh harus dipompa dan disebarluaskan kepada buruh-buruh yang lain di seluruh dunia. Oleh sebab itu Marx dan Engels membentuk Organisasi serikat pekerja yang beranggotakan banyak negara di dunia. Internationale merupakan bentuk dari kepedulian Marx sebagai filsuf dan pemikir yang ingin merubah keadaan masyarakat, melalui organisasi serikat pekerja inilah buruh dilatih untuk megetahui kegiatan-kegiatan perekonomian, mereka dilatih untuk kritis dan mereka dilatih untuk berfilsafat. Perjuangan kelas ini merupakan tahap dimana Marx dan Engels melakukan kegiatan revolusi diberbagai negara sehingga karya perjuangan kelas merupakan bentuk dari kepedulian Karl Marx sebagai filsuf yang berpraksis dan berteori. Hal itulah yang membedakan antara Karl Marx dengan filsuf-filsuf lain yang hanya duduk manis di ruang kerja tanpa mau menghabiskan waktu mereka untuk peduli dan bekerja keras membela kaum proletar. Marx adalah seorang humanis dan filsuf emansipasi manusia. Ia tak pernah menyisihkan waktunya berhura-hura tetapi selalu memikirkan cara untuk bagaimana mengorganisir serikat pekerja dan berfilsafat untuk pembebasan kaum buruh. Karena hanya Karl Marx orang tak akan berhenti untuk menghujatnya sebagai pemikir yang egois atau bahkan dicap buruk agar tidak diajarkan kepada masyarakat Indonesia, karena hanya Karl Marx kita akan selalu ingat perjuangan melawan penindasan dan semangat kebebasan untuk kemanusiaan yang abadi.

Kritik Atas Pemikiran Konflik

Terjadi perdebatan panjang hingga kini mengenai teori konflik Karl Marx, terutama kritik terhadap teori ekonomi politiknya. Jika dikaji secara kritis memang terkesan bahwa teori Marx tentang masyarakat merupakan teori masyarakat ideal karena dalam teori itu Marx sangat menekankan perlunya pemerataan ekonomi, keadilan sosial yang menjangkau semua lapisan masyarakat dan tidak adanya kelas dalam masyarakat. Terhadap teori Marx tersebut terdapat sejumlah keberatan yang diajukan para pengeritiknya seperti:

1. Teori Karl Marx tidak hanya bersifat sosiologis dan ekonomi tetapi juga memiliki tujuan ideologis politik. Dalam teorinya Marx mengajak rakyat dan kaum buruh miskin melakukan perlawanan baik terhadap para pemilik modal (kapitalis) dan juga kepada negara sebagai institusi yang turut memberikan peluang bisnis kepada para pemilik modal (Johnson, 1986). Marx juga menggunakan strategi perjuangan kelas yang antagonis, karena konflik dijadikan sebagai strategi perjuangan. Kegagalan teori politik Marx lebih disebabkan secara substansi teorinya tidak valid dengan hakekat kehidupan manusia, karena sesungguhnya manusia merupakan mahluk sosial yang penuh motivasi dan saling bersimpati. Kegagalan teori politik itu disebabkan juga karena sifatnya yang doktrin dan Marx sendiri menolak koreksi dari pihak luar (Muhajir, 2000).

2. Marx gagal melihat adanya pertumbuhan kelas menengah yang besar yang secara politik

dominan. Perkembangan kelas menengah yang pesat mematahkan argumennya bahwa karena kapitalisme berkembang maka struktur sosial semakin lama semakin akan terbagi atas dua kelas yang saling bermusuhan, pemilik modal (kapitalis) dan buruh proletar (Johnson, 1986). Teori ini terbantahkan oleh fakta munculnya kelas menengah di antara dua kelas yaitu kelas menengah yang semakin besar jumlahnya dan semakin besar peranannya. Teori ini juga kurang bersesuaian dengan realitas dalam kehidupan masyarakat yang faktanya terdapat keinginan kuat penuh simpati dan lebih menyejahterakan dari pada hidup saling konflik (Muhajir, 2000).

3. Marx mengharapkan suatu masyarakat tanpa kelas (classless society), suatu konsep yang sangat sulit diaplikasikan dan diwujudkan terutama dalam masyarakat modern. Konsep Marx akan masyarakat tanpa kelas ini sangat utopis, karena bertentangan dengan fakta kehidupan di masyarakat. Tidak ada satu negara pun di dunia termasuk negara sosialis sendiri yang masyarakatnya tanpa kelas dan yang tidak diatur oleh negara (pemerintah). Bagaimana jadinya suatu masyarakat jika tidak ada pemerintah yang mengaturnya, siapa yang akan melakukan perencanaan dan pembagian kerja warganya? Faktanya penghapusan sistem pasar di banyak negara sosialis komunis dan non komunis selalu diikuti dengan pembagian kerja dan hasil kerja dari atas (pemerintah). Jadi sosialisme cenderung menjadi etatisme. Karena pembagian kerja dan pembagian hasil kerja datang dari negara (pemerintah) maka di semua negara sosialis terbentuk sebuah kelas baru yakni birokrasi.

4. Kritik lain terhadap Marx bahwa teorinya tidak cukup melihat ke depan akan besarnya kenaikan dalam kapasitas produksi yang terus dihasilkan oleh perkembangan industri. Kenaikan ini berarti jam kerja buruh bertambah dan menghasilkan jumlah nilai dalam industri tersebut. Akibatnya akan ada kemungkinan upah buruh akan semakin tinggi. Ramalan Marx bahwa kondisi ekonomi kaum proletar yang semakin tertekan itu nampaknya tidak terjadi bahkan kebalikannya ekonomi kaum buruh bertambah baik.

5. Marx cenderung meremehkan fleksibilitas dan kemampuan menyesuaikan diri dari masyarakat kapitalis itu dalam menyelesaikan krisis serta kemampuannya untuk bertumbuh dan berkembang seterusnya dalam jangka panjang. Padahal kapitalisme tetap survive sampai dewasa ini, sebaliknya teori Marx walaupun banyak dipakai tapi mengalami kesulitan untuk survive.

Relevansi Pemikiran Karl Marx dengan Zaman Sekarang

Teori bagaimanapun ilmiahnya bukanlah sesuatu yang absolut dan mutlak kebenarannya. Itulah sebabnya dalam sepanjang sejarah teori-teori selalu silih berganti, karena setiap teori adalah anti tesa dari teori sebelumnya. Seperti dikatakan Hegel bahwa segala sesuatu di dunia ini mengalami dialektikanya, demikian juga halnya dengan teori. Kebenaran suatu teori juga sangat relatif, masing-masing memiliki keunggulan dan kelemahannya sendiri. Persoalannya seperti halnya dengan berbagai teori Karl Marx, meskipun mengandung sejumlah kelemahan dan banyak ditolak, tetapi dalam beberapa hal justru masih cukup relevan untuk menganalisis kehidupan masyarakat hingga kini.